kuselipkan Al-fatihah dari yaasin
sampai ke ”Amin” untuk kakek dan nenek
Sewaktu
kecil saya sangat dekat sekali dengan kakek dan nenek saya, saya biasa
memanggil mereka dengan sebutan “papih dan mamih”. Papi dan mami adalah sosok
yang sangat saya kagumi.papi dengan kebijaksanaan dan kharismatiknya,dan mami
dengan kedisiplinannya. Saking dekatnya saya selalu sedih kalau kakek hendak
pergi dinas luar kota ke Jakarta.
Saya selalu tidak dibolehkan ikut karna saya
juga harus sekolah. Kakek dinas di badan legislatif(DPR-RI) dan bergerak di
bidang organisasi keislaman ,seminggu sekali beliau pulang ke sukabumi saya pun
selalu senang kalau kakek pulang.
Kalau kakek pulang pasti kakek tidak lupa
membelikan saya,kakak dan adik oleh-oleh. Saya sangat sayang mereka, Kakek
orang yang terus menerus didalam rutinitas kesehariannya menciptakan momen-momen
kiat didalam pergerakan kehidupan baik di
bidang sosial, politik dan terutama
kepesantrenan.
beliau selalu memberikan satu ushuwah
dan pedoman terhadap khalayak untuk mentradisikan budaya empati dengan
berpedoman sembahyang,berdoa, dan bekerja. Beliau simpatik kepada sesama dan
juga termasuk orang yang penyayang. Mudah-mudahan disuatu hari nanti saya bisa
mandapatkan pasangan hidup seperti beliau.amin.
Dari delapan bersaudara kakek adalah putera
pertama dari K.H.Badri Sanusi Bin K.H.Ahmad Sanusi, Kakek adalah seorang pemuka
agama begitu juga dengan saudara-saudarnya K.H.Karim Kasim,.SH (Alm), K.H.Maman
Abdurahman,,K.H.Dadang Marzuki(Alm),Prof.Dr.K.H.Dedi Ismatullah Mahdi, dan Hj.Neni
fauzia,sebagai penerus perjuangan Pondok Pesantren Syamsul’Ulum Gunung Puyuh
Sukabumi.Selain dinas di Jakarta, kadang Kegiatan beliau selalu diisi dengan mengisi ceramah dari satu majelis
ke majelis lainnya.
Di sukabumi kakek adalah pemimpin
dari yayasan Syamsul’ulum gunung puyuh beliau adalah generasi ke... Kakek
adalah orang yang setia, beliau sangat sayang kepada nenek saya. Kesetiaan dan
rasa sayang beliau terhadap nenek saya selalu beliau tunjukkan entah itu dengan
membelikannya sebuah barang yang diinginkan nenek ataupun mengajaknya pergi
makan bersama. Saya selalu bahagia melihatnya. Tetapi kebahagiaan itu tak
kunjung bertahan, pada bulan....tahun... nenek jatuh sakit dan harus dirawat d
Rumah Sakit.
Setelah melewati beberapa proses check-up ternyata
dokter mendiagnosis bahwa nenek saya terkena penyakit diabetes serta
komplikasi.betapa kagetnya saya setelah mendengar diagnosis tersebut.
Sedih,jatuh dan selau kepikiran akan penyakit nenek. itu yang saya selalu
rasakan disetiap hari saya. setiap hari saya selalu menjenguk nenek saya di
Rumah sakit, tepatnya di Rumah Sakit Advent Bandung, saya tak bisa menahan
tangis setiap kali saya menjenguk nenek di Rumah Sakit.
Pada waktu itu pikiran dan perasaanku kacau
sekali,aku takut...aku takut kehilangan nenek, aku sayang nenek, aku ingin
terus menerus mendampingi nenek, aku ingin nenek melihatku tumbuh
dewasa,menjadi seorang mahasiswa begitupun seterusnya. Waktu demi waktu terus
berlalu almanak pun terus berganti lembaran baru, pun selama itu nenek masih
terbaring di rumah sakit.
Badan..tangan..kaki..smuanya sudah
tidak bisa digerakkan pandangan mata pun kosong. Semua keluarga selalu mengirim
doa untuk nenek. Yang di rumah maupun yang sedang menemani di rumah sakit
semuanya terus menerus berdoa tanpa henti. Ketika itu aku sangat haru melihat
wajah kakekku yang terus menerus berdoa dengan denyut tasbih
ditangan.”Subhanallah” betapa sayang dan setianya beliau pada nenek. Disamping
kesedihan itu aku pun selalu berusaha untuk menghibur kakek, dengan cara apapun
akan aku lakukan untuk kakek agar kakek tersenyum, agar kesedihan, kecemasan
yang kakek rasakan itu setidaknya bisa hilang dan saya bisa melihat kakek
tersenyum sumbringah.
Setiap senyum kakek tiba-tiba hilang
aku pun mencoba untuk selalu mengembalikan senyumnya kakek. Setiap satu
senyuman itu sangat berarti bagi saya, karena kebahagiaan keluarga saya adalah
kebahagiaan saya juga. Waktu terus berlalu tak terasa satu bulan sudah nenek
dirawat di Rumah sakit. Bukan malah membaik tapi keadaan nenek malah semakin
tidak bisa diprediksi.
Sudah banyak alat bantu yang dipasang
di tubuh nenek. Seperti oksigen, kateter, selang makan,alat pendeteksi detak
jantung dll. Sambil melihat nenek di ruang rawat aku mencoba mengirimkan
suggesti pada yang maha kuasa.” Tuhan yang maha baik, saya hanya ingin meminta
satu permintaan pada-Mu saya hanya ingin nenek sembuh dan bisa berkumpul, canda
tawa lagi bersama kami di rumah tercinta.”amin
Pada saat itu saya berjanji pada diri
saya sendiri kalau nenek sembuh saya janji akan selalu menemani nenek,saya
janji akan menuruti nasehat-nasehat dari beliau,saya janji akan berusaha lebih
baik lagi dari pada sebelumnya.
Hal yang membuat saya bisa berikir
seperti karena sebelumnya saya pernah tidak mau menemani nenek dan lebih
memilih bermain bersama teman-teman, dan saya kadang tidak mendengarkan nenek ketika
nenek memberikan nasehat pada saya. ya Allah satu bulan telah lewat nenek belum
juga membaik, aku pikir setalah sekian lama mendapat perawatan yang intensif di
rumah sakit, kondisi nenek akan kunjung membaik. Ternyata waktu berkata lain,
Tuhanpun berkehendak lain, dokterpun sudah tidak bisa memberikan prediksi yang
konkrit atas kondisi nenek, keluargapun sudah menyerahkan semuanya pada Allah
SWT.
“Inalillahi wa inna ilaihi raajiun” Allah ternyata begitu cepatnya menjemput
nenek. Semua sedih menangisi kepergian nenek. Aku pun tak kuasa menahan
kesedihan itu ‘’Ya Allah ya Rabb” aku masih ingin bersama nenek, aku masih
ingin nenek melihatku masuk SMA,kuliah dan kerja.
Padahal
ketika itu nenek pernah bilang pada saya bahwa nanti ketika saya masuk kuliah
nenek ingin sekali menemani saya di tempat kost, menunggu saya pulang kuliah
dan makan siang bersama. Tapi sirnalah sudah keinginan itu. ya Allah, aku ingin
membahagiakan nenek dalam segala hal. Astaghfirullah..ya Allah aku beserta
keluarga telah mengikhlaskan segalanya.
Sirene
menangis sepanjang jalan. Bunga-bunga duka berjatuhan di lazuardi. Semua orang
yang mengiringi mobil ambulans sejenak menoleh bagai pelayat matahari. Disaat
semuanya berselimut air mata kesedihan disana aku melihat ketegaran kakekku,
disaat aku menangis dan melihat ketegaran kakekku sejenak air mata saya
berhenti. Disana saya sadar ternyata saya harus belajar untuk mengikhlaskan
segalanya.
Setelah
tujuh langkah meninggalkan tanah makam nenek yang masih basah saya baru
pertamakali merasakan kehilangan yang sangat-sangat”Ya Allah semoga engkau selalu senantiasa memberikan cahaya
penghidupanMu kepadanya dimanapun ia berada.amin.”
Selang sebulan kepergian nenek, kakek jatuh sakit dan
penyakitnya pun sama seperti penyakit almarhumah nenek. Disaat itu saya tiba-tiba teringat ketika
nenek sakit, dan saya pun tidak mau kehilangan orang tersayang dalam hidup saya
untuk kedua kalinya. Keluarga saya pun mengeluarkan jurus ekstra dan selalu
mematau kondisi kakek agar kakek tidak
lupa minum obat dan selalu menjaga kesehatannya.
Yah tapi kakekpun harus menjalani
perawatan intensif di Rumah Sakit,kakek di rawat di rumah sakit yang sama
sewaktu nenek sakit ”ADVENT”. Doa...doa..dan
doa selalu terucap dari bibir kami sekeluarga. Alhamdulillah kakekpun akhirnya
sehat dan bisa kembali lagi berkumpul di rumah bersama keluarga dan kembali
lagi beraktifitas di yayasan.
Tapi kesembuhan kakek tak begitu
lama, kakekpun harus kembali menjalani perawatan di rumah sakit. Seminggu sudah
kakek dirawat, dan kejadiannya sama seperti alm.nenek, kakek sama sekali sudah
tidak bisa merespon apa yang kami katakan seperti antara sadar dan tidak sadar.
Selama dirawat di rumah sakit perkembangan kondisi kakek sangat tidak stabil
kadang hasilnya stabil dan kadang juga labil. Setelah beberapa minggu di rawat
kondisi kakek semakin tidak menunjukkan kemajuan, “Ya Allah saya tidak mau
kejadian sembilan bulan lalu terulang lagi, saya sudah kehilangan nenek dan
saya tidak mau kehilangan kakek”.
Ternyata
selang sembilan bulan kepergian nenek, kakek dipanggil oleh yang maha kuasa
sekarang kakek sudah tenang disana, kakek sekarang sudah bisa menyusul
kepergian nenek,kenapa engkau begitu cepat menjemput kakek saya, padahal baru
sembilan bulan yang lalu nenek pergi.
Dan sekarang kakek harus pergi untuk
selama-lamanya. “Semoga kakek dan nenek
selalu senantiasa ada di bawah perlindungan Allah SWT.amin.” ternyata wktu itu
sangat singkat...waktu kadang lambat bagi yang menunggu..kadang lambat bagi
yang terburu-buru..terlalu panjang bagi yang gundah...dan terlalu pendek bagi
yang bahagia. Tapi aku harus selalu bersyukur
karena dari bersyukur itu waktu
senantiasa adalah kebahagiaan aku akan terus selalu berusaha bersyukur untuk
hari ini dan seterusnya.
Selamat
jalan kakek dan nenek tercinta, cinta saya pada kalian tidak akan pernah bisa
hilang sampai kapanpun, saya akan selalu menyimpan dalam denyut jantungku
sebuah kasih sayang dari kalian.
KESEDIHAN ITU INDAH
Karena kesedihan itu
indah manakala kita mampu menyikapi lapis demi lapis hikmah yang tersembunyi
didalamnya, meski demikian kita harus
berjuang untuk mendapatkan keindahan dibalik setiap kesedihan . meski kita
harus berjuang untuk mengalahkan fikiran negatif dan sempitnya akal dan nafsu
kita yang seringkali membujuk kita untuk lunglai lalu terpuruk dalam
kesedihan.Kesedihan itu indah, karena Allah SWT maha dalam setiap kehendak-Nya.
Hiduplah dengan jiwa dan
logika untuk sekarang ini masa lalu tidak akan kembali, masa yang datang adalah
mimpi.
<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar